Jumat, 23 Desember 2016

Materi kuliah Pengantar Ilmu Sosial



 
GLOBALISASI
   
A.  Capaian Pembelajaran
       Memahami tentang pengertian globalisasi, ciri globalisasi, teori globalisasi, sejarah globalisasi dan dampak dari globalisasi

B.  Tujuan Pembelajaran
       Setelah mempelajari  materi globalisasi ini diharapkan siswa dapat memahami, menjelaskan, mengidentifikasi, mendeskripsikan, tentang era globalisasi dewasa ini.   
       Indikator keberhasilan dari proses pembelajaran ini, diharapkan mahasiswa dapat :
1.      menjelaskan pengertian globalisasi
2.      mengidentifikasi ciri-ciri globalisasi
3.      menjelaskan teori globalisasi
4.      mendeskripsikan sejarah globalisasi
5.      menjelaskan dampak-dampak globalisasi   

C.  Materi Pembelajaran
      Globalisasi didorong oleh perkembangan bidang komunikasi dan transportasi. Sejak abad ke 20, kedua bidang tersebut mengalami perkembangan yang cukup pesat. Perkembangan tersebut ditunjukkan dengan berbagai penemuan-penemuan baru dimana sekarang, penemuan abad ke 20 telah dikembangkan menjadi berbagai peralatan modern, seperti televisi, komputer, pesawat terbang, telepon, satelit dan lain-lain. Peralatan-peralatan tersebut menyebabkan suatu peristiwa dapat dengan cepat diinformasikan ke seluruh penjuru dunia. Semua orang di berbagai belahan dunia juga dapat berkomunikasi dengan mudah. Adanya peralatan tersebut juga memudahkan terjadinya pemindahan barang dan manusia. Lalu siapa saja orang-orang yang berjasa dalam penemuan bidang komunikasi dan transportasi? Ada beberapa nama ilmuwan yang berjasa dalam mengembangkan bidang komunikasi dan transportasi. Diantaranya adalah Alexander Graham Bell yang berjasa menemukan pesawat telepon, James Watt penemu mesin uap, Guglielmo Marconi penemu radio, selain itu masih banyak tokoh-tokoh lain yang berjasa di bidang komunikasi dan transportasi.
  1. Pengertian Globalisasi
       Globalisasi diambil dari kata global, yang artinya universal. Achmad Suparman menyatakan globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
      Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuknya yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama. Theodore Levitte merupakan orang yang pertama kali menggunakan istilah globalisasi pada tahun 1985.
      Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan orang dengan globalisasi :
1.             Internasionalisasi, globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan internasional. Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin tergantung satu sama lain.
2.             Liberalisasi, globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkan batas antar negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa, maupun migrasi.
3.             Universalisasi, globalisasi juga digambarkan sebagai semakin tersebarnya hal material maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman di satu lokalitas dapat menjadi pengalaman seluruh dunia.
4.             Westernisasi, adalah salah satu bentuk dari universalisasi dengan semakin menyebarnya pikiran dan budaya dari Barat sehingga mengglobal.
5.             Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas, arti yang kelima ini berbeda dengan keempat definisi di atas. Pada empat definisi pertama, masing-masing negara masih mempertahankan status ontologinya, Pada pengertian yang kelima, dunia global memiliki status ontologi sendiri, bukan sekedar gabungan negara-negara.
  1. Ciri Globalisasi
      Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia. Hilir mudiknya kapal-kapal pengangkut barang antar negara menunjukkan keterkaitan antar manusia di seluruh dunia.
1.              Perubahan dalam konstantin ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.
2.              Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).
3.              Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa terutama televisi, film, musik dan transmisi berita dan olah raga internasional. Saat ini kita dapat mengkonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur dan makanan.
4.              meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain.
      Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini telah membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa dunia adalah satu. Giddens menegaskan bahwa kebanyakan dari kita sadar bahwa sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam sebuah dunia yang harus berubah tanpa terkendali yang ditandai dengan selera dan rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi. Sejalan dengan itu, Peter Drucker menyebutkan globalisasi sebagai zaman transformasi sosial.
      Jadi dapat disimpulkan bahwa ciri dari globalisasi adalah batas antar negara semakin menipis. Perkembangan teknologi dan komunikasi menjadi penyebab hilangnya batas-batas negara. Sekarang orang dengan  mudah dapat menghubungi kerabat atau teman yang berada di negara lain dengan menggunakan telepon, adanya internet. Informasi mudah menyebar, kegiatan perdagangan semakin luas dan terbuka hingga melintasi batas-batas wilayah sebuah negara.
  1. Teori Globalisasi
      Cochrane dan Pain menegaskan bahwa dalam kaitannya dengan globalisasi, terdapat teoritis yang dapat dilihat, yaitu :
1.        Para globalis percaya bahwa globalisasi adalah sebuah kenyataan yang memiliki konsekuensi nyata terhadap bagaimana orang dan lembaga di seluruh dunia berjalan. Mereka percaya bahwa negara-negara dan kebudayaan lokal akan hilang diterpa kebudayaan dan ekonomi global yang homogen, meskipun demikian, para globalis tidak memiliki pendapat sama mengenai konsekuensi terhadap proses tersebut.
2.        para globalis positif dan optimistis menanggapi dengan baik perkembangan semacam itu dan menyatakan bahwa globalisasi akan menghasilkan masyarakat dunia yang toleran dan bertanggungjawab.
3.        para globalis pesimis berpendapat bahwa globalisasi adalah sebuah fenomena negatif karena hal tersebut sebenarnya adalah bentuk penjajahan Barat (terutama Amerika Serikat) yang memaksa sejumlah bentuk budaya dan konsumsi yang homogen dan terlihat sebagai sesuatu yang benar di permukaan. Beberapa dari mereka kemudian membentuk kelompok untuk menentang globalisasi (antiglobalisasi).
4.        para tradisionalis tidak percaya bahwa globalisasi tengah terjadi. Mereka merujuk bahwa kapitalisme telah menjadi sebuah fenomena internasional selama ratusan tahun. Apa yang tengah kita alami saat ini hanyalah merupakan tahap lanjutan, atau evolusi dari produksi dan perdagangan kapital.
5.        para transformasionalis berada diantara para globalis dan tradisionalis. Mereka setuju bahwa pengaruh globalisasi telah sangat dilebih-lebihkan oleh para globalis. Namun mereka juga berpendapat bahwa sangat bodoh jika kita menyangkal keberadaan konsep ini. Posisi teoritis ini berpendapat bahwa globalisasi seharusnya dipahami sebagai “seperangkat hubungan yang saling berkaitan dengan murni melalui sebuah kekuatan, yang sebagian besar tidak terjadi secara langsung”.mereka menyatakan bahwa proses ini bisa dibalik, terutama ketika hal tersebut negatif atau setidaknya dapat dikendalikan.
  1. Sejarah Globalisasi
      Banyak sejarawan yang menyebut globalisasi sebagai fenomena di abad ke 20 ini yang dihubungkan dengan bangkitnya ekonomi internasional. Padahal interaksi dan globalisasi dalam hubungan antar bangsa di dunia telah ada sejak berabad-abad yang lalu. Bila ditelusuri, benih-benih globalisasi telah tumbuh ketika manusia mulai mengenal perdagangan antar negeri sekitar tahun 1000 dan 1500 M. Saat itu, para pedagang dari Tiongkok dan India mulai menelusuri negeri lain baik melalui jalan darat (seperti jalur sutera) maupun jalan laut untuk berdagang. Fenomena berkembangnya perusahaan McDonald di seluruh pelosok dunia menunjukkan telah terjadinya globalisasi.
      Fase selanjutnya ditandai dengan dominasi perdagangan kaum muslim di Asia dan Afrika. Kaum muslim membentuk jaringan perdagangan yang antara lain meliputi Jepang, Tiongkok, Vietnam, Indonesia, Malaka, India, Persia, Pantai Afrika Timur, Laut Tengah, Venesia dan Genoa. Disamping membentuk jaringan dagang, kaum pedagang muslim juga menyebarkan nilai-nilai agamanya, nama-nama, abjad, arsitek, nilai sosial dan budaya Arab ke warga dunia.
      Fase selanjutnya ditandai dengan eksplorasi dunia secara besar-besaran oleh bangsa Eropa. Spanyol, Portugis, Inggris dan Belanda adalah pelopor-pelopor eksplorasi ini. Hal ini didukung pula dengan terjadinya revolusi industri yang meningkatkan keterkaitan antar bangsa dunia. Berbagai teknologi mulai ditemukan dan menjadi dasar perkembangan teknologi saat ini, seperti komputer dan internet. Pada saat itu, berkembang pula kolonialisasi di dunia yang membawa pengaruh besar terhadap difusi kebudayaan di dunia.
      Semakin berkembangnya industri dan kebutuhan akan bahan baku serta pasar juga memunculkan berbagai perusahaanmultinasional di dunia. Di Indonesia misalnya, sejak politik pintu terbuka, perusahaan-perusahaan Eropa membuka berbagai cabangnya di Indonesia. Freeport dan Exxon dari Amerika Serikat, Unilever dari Belanda, British Petroleum dari Inggris adalah beberapa contohnya. Perusahaan multinasional seperti ini tetap menjadi ikon globalisasi hingga saat ini.
      Fase selanjutnya terus berjalan dan mendapat momentumnya ketika perang dingin berakhir dan komunisme di dunia runtuh. Runtuhnya komunisme seakan memberi pembenaran bahwa kapitalisme adalah jalan terbaik dalam mewujudkan kesejahteraan dunia. Implikasinya, negara-negara di dunia mulai menyediakan diri sebagai pasar yang bebas. Hal ini didukung pula dengan perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi. Alhasil, sekat-sekat antar negarapun mulai kabur.
  1. Reaksi Masyarakat Terkait Globalisasi
  1. Gerakan pro-globalisasi
      Pendukung globalisasi disebut juga (pro-globalisasi) menganggap bahwa globalisasi dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran ekonomi masyarakat dunia. Mereka berpijak pada teori keunggulan komparatif yang dicetuskan oleh David Ricardo. Teori ini menyatakan bahwa suatu negara dengan negara lain saling bergantung dan dapat saling menguntungkan satu sama lainnya, dan salah satu bentuknya adalah ketergantungan dalam bidang ekonomi. Kedua negara dapat melakukan transaksi pertukaran sesuai dengan keunggulan komparatif pada produk kamera digital (mampu mencetak lebih efisien dan bermutu tinggi) sementara Indonesia memiliki keunggulan komparatif pada produk kainnya. Dengan teori ini, Jepang dianjurkan untuk menghentikan produksi kainnya dan mengalihkan faktor-faktor produksinya untuk memaksimalkan produksi kamera digital, lalu menutupi kekurangan penawaran kain denga membelinya dari Indonesia, begitu juga sebaliknya.
      Salah satu penghambat utama terjadinya kerjasama diatas adalah adanya larangan-larangan dan kebijakan proteksi dari pemerintah suatu negara. Di satu sisi, kebijakan ini dapat melindungi produksi dalam negeri, namun di sisi lain hal ini akan meningkatkan biaya produksi barang impor sehingga sulit menembus pasar negara yang dituju. Para pro-globalisasi tidak setuju akan adanya proteksi dan larangan tersebut, mereka menginginkan dilakukannya kebijakan perdagangan bebas sehingga harga barang-barang dapat ditekan, akibatnya permintaan akan meningkat. Karena permintaan meningkat, kemakmuran akan meningkat dan begitu seterusnya.
      Beberapa kelompok pro-globalisme juga mengkritik Bank Dunia da IMF, mereka berpendapat bahwa kedua badan tersebut hanya mengontrol dan mengalirkan dana kepada suatu negara, bukan kepada suatu koperasi atau perusahaan. Sebagai hasilnya, banyak pinjaman yang mereka berikan jatuh ke tangan para diktator yang kemudian menyelewengkan dan tidak menggunakan dana tersebut sebagaimana mestinya, meninggalkan rakyatnya dalam lilitan hutang negara, dan sebagai akibatnya tingkat kemakmuran akan menurun. Karena tingkat kemakmuran menurun, akibatnya masyarakat negara itu terpaksa mengurangi tingkat konsumsinya, termasuk konsumsi barang impor, sehingga laju globalisasi akan terhambat dan (menurut mereka) mengurangi kesejahteraan penduduk dunia. 
  1. Gerakan anti globalisasi
      Anti globalisasi adalah suatu istilah yang umum digunakan untuk memaparkan sikap politis orang-orang dan kelompok yang menentang perjanjian dagang global dan lembaga-lembaga yang mengatur perdagangan antar negara seperti organisasi perdagangan dunia (WTO : World Trade Organization).
       Anti globalisasi dianggap oleh sebagian orang sebagai gerakan sosial, sementara yang lainnya menganggapnya sebagai istilah umum yang mencakup sejumlah gerakan sosial yang berbeda-beda. Apapun juga maksudnya, para peserta dipersatukan dalam perlawanan terhadap ekonomi dan sistem perdagangan global saat ini, yang menurut mereka mengikis lingkungan hidup, hak-hak buruh, kedaulatan nasional, dunia ketiga, dan banyak lagi penyebab-penyebab lainnya.
      Gerakan anti globalisasi lebih suka menyebut diri mereka sebagai Gerakan Keadilan Global, gerakan dari semua gerakan atau sejumlah istilah lainnya.  
  1. Globalisasi Perekonomian
      Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa.
      Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan semakin erat. Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya produk-produk global ke dalam pasar domestik.
      Menurut Tanri Abeng, perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi antara lain terjadi dalam bentuk-bentuk berikut :
1.       Globalisasi Produksi. 
           Perusahaan berproduksi di berbagai negara, dengan sasaran agar biaya produksi menjadi lebih rendah. Hal ini dilakukan baik karena upah buruh yang rendah, tarif bea masuk yang murah, infrastruktur yang memadai ataupun karena iklim usaha dan politik yang kondusif. Dunia dalam hal ini menjadi lokasi manufaktur global.
2.       Globalisasi Pembiayaan.
           Perusahaan global mempunyai akses untuk memperoleh pinjaman atau melakukan investasi (baik dalam bentuk portofolio ataupun langsung) di semua negara di dunia. Sebagai contoh, PT Telkom dalam memperbanyak satuan sambungan telepon, atau PT Jasa Marga dalam memperluas jaringan jalan tol telah memanfaatkan sistem pembiayaan dengan pola BOT (Build Operate Transfer) bersama mitra usaha dari manca negara.
3.       Globalisasi Tenaga Kerja.
           Kehadiran tenaga kerja asing merupakan gejala terjadinya globalisasi tenaga kerja. Perusahaan global akan mampu memanfaatkan tenaga kerja dari seluruh dunia sesuai kelasnya, seperti penggunaan staf profesional diambil dari tenaga kerja yang telah memiliki pengalaman internasional atau buruh kasar yang biasa diperoleh dari negara berkembang. Dengan globalisasi maka human movement akan semakin mudah dan bebas.
4.       Globalisasi Jaringa Informasi
      Masyarakat suatu negara dengan mudah dan cepat mendapatkan informasi dari negara-negara di dunia karena  kemajuan teknologi, antara melalui : TV, radio, media cetak dan lain-lain. Dengan jaringan komunikasi yang semakin maju telah membantu meluasnya pasar ke berbagai belahan dunia untuk barang yang sama. Sebagai contoh, KFC, Celana Jeans Levis atau hamburger melanda semua pasar. Akibatnya selera masyarakat dunia baik yang berdomisili di kota ataupun di desa menuju pada selera global.
5.       Globalisasi Perdagangan
      Hal ini terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragaman tarif serta penghapusan berbagai hambatan non tarif. Dengan demikian kegiatan perdagangan dan persaingan menjadi semakin cepat, ketat dan fair.
      Thompson mencatat bahwa kaum globalis mengklaim saat ini telah terjadi sebuah intensifikasi secara cepat dalam investasi dan perdagangan internasional. Misalnya secara nyata perekonomian nasional telah menjadi bagian dari perekonomian global yang ditengarai dengan adanya kekuatan pasar dunia.
  1. Kebaikan Globalisasi Ekonomi
    1. Produksi global dapat ditingkatkan.
      Pandangan ini sesuai dengan teori “Keuntungan Komparatif” dari David Ricardo. Melalui spesialisasi dan perdagangan faktor-faktor produksi dunia dapat digunakan dengan lebih efisien, output dunia bertambah dan masyarakat akan memperoleh keuntungan dari spesialisasi dan perdagangan dalam bentuk pendapatan yang meningkat, yang selanjutnya dapat meningkatkan pembelanjaan dan tabungan.
    1. Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara.
      Perdagangan yang lebih bebas memungkinkan masyarakat dari berbagai negara mengimpor lebih banyak barang dari luar negeri. Hal ini menyebabkan konsumen mempunyai pilihan barang yang lebih banyak. Selain itu, konsumen juga dapat menikmati barang yang lebih baik dengan harga yang lebih rendah.
    1. Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri.
      Perdagangan luar negeri yang lebih bebas memungkinkan setiap negara memperoleh pasar yang lebih luas dari pasar dalam negeri.
    1. Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik.
      Modal dapat diperoleh dari investasi asing dan terutama dinikmati oleh negara-negara berkembang karena masalah kekurangan modal dan tenaga ahli serta tenaga terdidik yang berpengalaman kebanyakan dihadapi oleh negara-negara berkembang.
    1. Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi.
      Pembangunan sektor industri dan berbagai sektor lainnya bukan saja dikembangkan oleh perusahaan asing, tetapi terutamanya melalui investasi yang dilakukan oleh perusahaan swasta domestik. Perusahaan domestik ini seringkali memerlukan modal dari bank atau pasar saham. Dana dari luar negeri terutama dari negara-negara maju yang memasuki pasar uang dan pasar modal di dalam negeri dapat membantu menyediakan modal yang dibutuhkan tersebut.
  1. Keburukan Globalisasi Ekonomi
    1. Menghambat pertumbuhan sektor industri.
      Salah satu efek dari globalisasi adalah perkembangan sistem perdagangan luar negeri yang lebih bebas. Perkembangan ini menyebabkan negara-negara berkembang tidak dapat lagi menggunakan tarif yang tinggi untuk memberikan proteksi kepada industri yang baru berkembang (infant industry). Dengan demikian, perdagangan luar negeri yang lebih bebas menimbulkan hambatan kepada negara berkembang untuk memajukan sektor industri domestik yang lebih cepat. Selain itu, ketergantungan kepada industri-industri yang dimiliki perusahaan multinasional semakin meningkat.
    1. Memperburuk neraca pembayaran
      Globalisasi cenderung menaikkan barang-barang impor. Sebaliknya apabila suatu negara tidak mampu bersaing, maka ekspor tidak berkembang. Keadaan ini dapat memperburuk kondisi neraca pembayaran. Efek buruk lain dari globalisasi terhadap neraca pembayaran adalah pembayaran neto pendapatan faktor produksi dari luar negeri cenderung mengalami defisit. Investasi asing yang bertambah banyak menyebabkan aliran pembayaran keuntungan/ pendapatan investatasi ke luar negeri semakin meningkat. Tidak berkembangnya ekspor dapat berakibat buruk terhadap neraca pembayaran.
    1. Sektor keuangan semakin tidak stabil.
      Salah satu efek penting dari globalisasi adalah pengaliran investasi (modal) portofolio yang semakin besar. Investasi ini terutama meliputi partisipasi dana luar negeri ke pasar saham. Ketika pasar saham sedang meningkat, dana ini akan mengalir masuk, neraca pembayaran bertambah baik dan nilai uang akan bertambah baik. Sebaliknya, ketika harga-harga saham di pasar saham menurun, dana dalam negeri akan mengaliir ke luar negeri, neraca pembayaran cenderung menjadi bertambah buruk dan nilai mata uang domestik merosot. Ketidak stabilan di sektor keuangan ini dapat menimbulkan efek buruk kepada kestabilan kegiatan ekonomi secara keseluruhan.
    1. Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Apabila hal-hal yang dinyatakan diatas berlaku dalam suatu negara, maka dalam jangka pendek pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan yang seperti ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional dan kesempatan kerja akan semakin lambat pertumbuhannya dan masalah pengangguran tidak dapat diatasi atau malah semakin memburuk. Pada akhirnya, apabila globalisasi menimbulkan efek buruk kepada prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang suatu negara, distribusi pendapatan menjadi semakin tidak adil dan masalah sosial ekonomi masyarakat semakin bertambah buruk.
  1. Globalisasi Kebudayaan
      Globalisasi mempengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk diantaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan/ psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tiqngkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan.
      Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu ke seluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau world culture) telah terlihat semenjak lama. Cikal bakal dari persebaran budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah Eropa Barat ke berbagai tempat di dunia ini
      Namun, perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi pada awal ke 20 dengan berkembangnya teknologi komunikasi. Kontak melalui media menggantikan kontak fisik sebagai sarana utama komunikasi antar bangsa. Perubahan tersebut menjadikan komunikasi antar bangsa lebih mudah dilakukan, hal ini menyebabkan semakin cepatnya perkembangan globalisasi kebudayaan.
      Ciri berkembangnya globalisasi kebudayaan :
  1. Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional.
  2. penyebaran prinsip multi kebudayaan (multiculturalism), dan kemudahan akses suatu individu terhadap kebudayaan lain di luar kebudayaannya.
  3. berkembangnya turisme dan pariwisata.
  4. semakin banyaknya imigrasi dari suatu negara ke negara lain.
  5. berkembangnya mode yang berskala global, seperti pakaian, film dan lain-lain.
  6. bertambah banyaknya even-even berskala global, seperti Piala Dunia (FIFA).
Dampak positif dari globalisasi, diantaranya : 1) masyarakat semakin maju, 2) semangat kerja meningkat, 3) ruang sosial semakin trbuka, 4) pertukaran budaya, dan 5) pasar semakin meluas. Sedangkan dampak negatif dari globalisasi adalah, 1) membanjirnya produk luar negeri sehigga menjadi persaingan dengan produk dalam negeri contoh, mainan anak-anak, tekstil, pakaian, peralatan rumah tangga, 2)  ketergantungan terhadap negara maju, 3) lapangan kerja semakin sempit karena persaingan bagi tenaga-tenaga professional, 4) kerusakan lingkungan hidup, serta nilai-nilai social semakin hilang, contoh sekarang ini, orang Jawa sudah hilang Jawanya, anak-anak tidak bisa menggunakan bahasa Jawa.

 D.  Latihan/ Penilaian
  1. Jelaskan pengertian globalisasi menurut anda dan bandingkan teori-teori globalisasi diatas serta sesuaikan dengan pendapat anda!
  2. Mengapa dalam globalisasi kebudayaan banyak mendapat pertentangan?
  3. Jelaskan menurut pendapat dan pengalaman anda mengenai dampak globalisasi budaya dengan perekonomian global!
  4. Pasca Pemilu Pilpres 2014 perekonomian di Indonesia, menurut beberapa pengamat ekonomi akan mengalami trend menurun. Bandingkan dengan periode sebelumnya!
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar